Judul : Strategi Membuat Karya Tulis Ilmiah Menjadi
Buku
Resume : ke-4
Gelombang : 28
Hari/ Tanggal: Senin, 16 Januari 2023
Tema : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Narasumber : Eko Daryono, S.Pd.
Moderator : Nur Dwi Yanti, S.Pd.
Narasumber malam
ini adalah Bapak Eko Daryono, S.Pd. yang bisa dipanggil Mr. Yons. Beliau adalah
seorang ASN Fungsional dengan pangkat IV/a. Mr. Yons memiliki banyak prestasi
baik sebagai motivator, pengajar, penulis, editor, narasumber, dan mentor
penulisan buku, jurnal maupun karya ilmiah. Mr. Yons juga pernah menjadi juara
2 dalam pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten pada tahun 2009.
Moderator membuka
acara malam ini dengan menuliskan motiavi dari John Maxwell, yang menggambarkan
passion sebagai “the fuel of will”, dalam artian passion mengubah “keharusan”
menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu,
kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai
benar-benar mencapainya.
Menurut apa yang
pernah saya baca, karya ilmiah merupakan tulisan yang dibuat untuk memecahkan
masalah. Karya tulis ilmiah memiliki kaidah khusus dalam penulisannya. Kita
tidak bisa menuliskan sembarang kalimat, atau menduplikasi kalimat tanpa
melihat permasalahan dan cara pemecahan masalahnya.
Mr. Yons
menyampaikan pengertian Karya tulis ilmiah (atau kita singkat saja KTI) yaitu tulisan hasil penelitian dan
pengembangan dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran
sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah
ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 tahun 2014).
Nah betulkan, bahwa
penulisan KTI tidak boleh sembarangan.
Menurut Mr. Yons
KTI terdiri dari 2 macam, yaitu;
ü KTI Bidang Akademis untuk mendapatkan gelar
seperti tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi
ü KTI hasil penelitian, seperti PTK, PTS, best
practice, makalah, artikel, jurnal
ü KTI berupa ulasan atau resensi
ü Buku Bahan Ajar, seperti diktat, modul, buku
ajar, buku referensi
ü Buku Pengayaan,seperti monografi, buku teks,
buku pegangan, buku panduan
ü Buku kompilasi, seperti bunga rampai, prosiding
Mr. Yons pun menyampaikan bahwa ternyata tidak semua KTI
berupa buku, KTI dapat juga disebut sebagai laporan hasil penelitian dan sifat
publikasinya pun terbatas. Struktur penulisan KTI pun memiliki kaidah khusus,
umumnya seperti contoh dibawah ini:
 |
Sumber: Mr.Yons |
Mr. Yons
melanjutkan penjabarannya mengenai KTI, bahwa laporan KTI dan KTI yang
dikonversi menjadi buku memiliki perbedaan:
 |
Sumber: Mr.Yons |
Mr. Yons pun
melanjutkan bahwa secara sistematis, gaya penulisan KTI dengan penulisan buku memang
berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematis KTI yang diubah menjadi buku
dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab. Bahasa
dalam buku sifatnya lebih luwes, lugas dan tidak mencantumkan kata-kata seperti penelitian
ini, peneliti itu, teman sejawat, atau penulis.
Lalu bagaimana cara
mengkonversi KTI menjadi buku?
Yang pertama adalah
Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya
mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan setting
penelitian (baik tempat maupun waktu). Sedangkan judul buku hasil konversi harus
seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik,
unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya
subjektif. Contoh buku konversi dari hasil penelitian Mr. Yons dapat kita lihat
dibawah ini.
 |
Sumber: Mr.Yons |
Yang
Kedua adalah Memodifikasi Sistematika
dan Gaya Penulisan
KTI umumnya harus dituliskan secara sistematis
sesuai kaidah yang berlaku. Pada saat laporan tersebut diubah menjadi buku,
maka harus dimodifikasi gayanya menjadi gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi
adanya sub bab yang membuat isi buku seolah terpisah-pisah.
Berikut dijelaskan oleh Mr. Yons bagaiamana
kita dapat memodifikasi Bab pada laporan KTI.
Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap
dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, atau dapat diubah menjadi PEMBUKA
atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.
Mr Yons mencontohkan pada laporan yang ia ubah,
PEDAHULUAN menjadi FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang isinya mengenai fenomena
sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah
dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal
sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku.
Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi
sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam
bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.
Pada Bab ini biasanya KTI berisi Landasn Teori,
Hasil Penelitian, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Tindakan. Sub Bab ini dapat
disederanakan dan dibuat menarik menjadi tema-tema yang sesuai dan relevan
seperti mengenai motivasi belajar, menjabarkan tentanglandasn teori dan model pembelajaran
yang digunakan.
Menurut Mr. Yons Substansi bab 3 sebenarnya
lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis
data. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan, yaitu dengan benar-benar
menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di
awal bab pembahasan.
Mr Yons menjabarkan bahwa bagian ini sejatinya
merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi
menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan
konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, contohnya adalah
Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK.
Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel,
grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab
IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut
namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.
Mr. Yons menjelaskan bahwa biasanya pada
laporan hasil penelitian, bab V diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab
tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan
yang terkait dengan hasil penelitian.
Lampiran yang disertakan hanyalah instrument
penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.
Tidak berhenti disini saja, Mr. Yons masih membagikan
ilmu dan pengalaman yang telah ia dapatkan dalam pembuatan buku dari KTI. Pokok
bahsaan berikutnya yang Mr. Yons jabarkan adalah mengenai apa saja yang perlu
diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku, beberapa yang perlu diperhatikan adalah:
- Keaslian laporan
hasil penelitian, karena tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya
seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Berbeda dengan karya seperti
skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena
sudah ada generate machine untuk pengecekannya.
- Menghindari
kompilasi yang terlalu banyak, tuliskan saja pendapat para ahli yang mendukung
subtansi isi, sisanya mengembangkan analisis dari sudut pandang penulis, jadi
seakan-akan penulis sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca.
- Memilah dan memilih
data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot
dan tidak bombastis.
- Modifikasi bahasa
buku.
- Hindari pengambilan
sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
- Wajib menuliskan
semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keaslian
buku.
- Memperhatikan
kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk kenaikan
pangkat sesuai Buku 4 PKB.
Setelah penjabaran materi dari Mr. Yons,
kegiatan pun dilanjutkan dengan tanya jawab, beberapa peserta menanyakan lebih
detail mengenai Bab pada KTI yang harus diubah dari bahasa penelitian menjadi
bahasa buku.
Kalimat pamungkas yang disampaikan Mr. Yons adalah:
Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita.
Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku adalah : “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu
Nah sampai disini resume malam ini. Jangan lupa
terus Ekspsresikan diri dengan tulisan. Maju terus pantang mundur.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komentar
ya. Terima kasih.