Senin, 30 Januari 2023

Belajar Menulis Cerita Fiksi

Judul              : Belajar Menulis Cerita Fiksi
Resume         : ke-10
Gelombang    : 28
Hari/ Tanggal : Senin, 30 Januari 2023
Tema             : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber  : Sudomo, S.Pt
Moderator     : Bambang Purwanto, S. Kom., Gr.


Sumber: Dokumen Pribadi


Narasumber di Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI malam ini adalah seorang Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar, bernama Sudomo. Beliau biasa dipanggil Mazmo. Dan malam ini Mazmo akan menemani peserta KBMN PGRI belajar mengenai Kiat Menulis Cerita Fiksi.

Beliau mengajak peserta belajar membuat cerita fiksi dengan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.

1| Mulai Dari Diri

Mengingat Kembali pengalaman yang pernah di alami ketika menulis cerita Fiksi, mendalami kebutuhan-kebutuhan yang harus dicapai. Dan mempunyai keyakinan/niat/komitmen untuk menulis cerita fiksi.

2| Eksplorasi Konsep

Mempelajari sendiri contoh-contoh cerita fiksi, membaca dan membuat catatan/pertanyaan terkait materi yang ingin digali lebih dalam lagi.

Dan dari hasil Eksploari Konsep ini, mulai jelas alasan atau tujuan mengapa kita harus menulis cerita fiksi, yaitu:
  • Dengan menulis fiksi, akan memudahkan guru dalam membuat soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) aspek literasi teks fiksi sebagai latihan.
  • Sebagai upaya menyembuhkan dan menyembunyikan diri.
  • Sebagai jalan mengeksplorasi dan menemukan passion dalam menulis.
Syarat dalam penulisan cerita fiksi adalah:
  • komitmen dan niat kuat untuk menulis
  • kemauan dan kemampuan melakukan riset
  • membaca karya fiksi orang lain untuk memperoleh gambaran tentang teknik kepenulisan, gaya bahasa, dan menambah kosa kata
  • menguasai PUEBI dan KBBI
  • menjaga konsistensi menulis, dan
  • memahami dasar-dasar menulis fiksi
Sedangkan bentuk-bentuk cerita fiksi ada bermacam-macam, yaitu:
  • cerpen, yaitu bentuk prosa dari cerita fiksi yang tujuannya cenderung padat dan langsung.
  • novelet,
  • novela,
  • novel, yaitu sebuah karya prosa dari sebuah cerita tertulis.
  • fiksimini, yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn, karya Ernest Hemingway.
  • flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist.
  • Pentigraf
Perbedaan dari bentuk-bentuk cerita fiksi tersebut ada pada jumlah katanya.

Untuk membuat cerita fiksi dibutuhkan unsur-unsur pembangun, yaitu tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan premis.


Sumber: Dokumen Pribadi

Agar dapat menulis cerita fiksi dengan baik maka yang harus dilakukan adalah:
  • membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik),
  • melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca,
  • menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh,
  • menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi,
  • memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas,
  • memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi), dan
  • membuat ending yang baik.

(Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Aku Malas Belajar Menulis Fiksi!", Klik untuk baca: https://www.kompasiana.com/sudomo_s.pt./63d67f1f260a114c0c441c03/aku-malas-menulis-cerita-fiksi?page=5&page_images=1
Kreator: Sudomo)

Selain hal-hal di atas, untuk memudahkan peserta KBMN membuat cerita fiksi, Mazmo menyarankan agar peserta membuat outline agar cerita tetap pada jalurnya.

Berikut penjelasan terkait cara pembuatan outline:
  • Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
  • Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
  • Membuat premis sesuai tema
  • Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
  • Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
  • Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
  • Memilih sudut pandang penceritaan yang unik


3| Ruang Kolaborasi

Pada alur ini Mazmo memberikan beberapa kalimat, Kemudian para peserta melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf yang nantinya akan mereka tampilkan di dalam resume masing-masing. Kalimatnya adalah sebagai berikut:

Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat.

Saya coba lanjutkan ya Mazmo

Suara itu pun semakin riuh, memecah keheningan, dan tiba-tiba terlihat kerlap kerlip kunang-kunang dikejauhan, semakin mendekat, semakin mendekat, semakin besar.

Oh itu bukanlah kunang-kunang, melainkan kobaran api dari obor yang menyala.

Apa yang mereka cari? Aku terus menatap dengan mata malamku merasa terusik dengan keributan yang diciptakan manusia-manusia itu.

Aku bertengger dengan kaku diatas dahan pohon yang tinggi, kepalaku menggeleng ke kanan kiri menyaksikan manusia-manusia itu menyusuri hutan.

4 | Demonstrasi Kontekstual

Pada alur ini Mazmo meminta peserta untuk membuat sebuah rencana penerapan materi, yaitu dengan menuliskan 5 tema yang paling peserta KBMN sukai dan kuasai.

Jika saya diminta membuat tema cerita fiksi, saya tertarik dengan tema seperti:
  • Pahlawan Super di dunia Fantasi
  • Kebaikan melawan Kejahatan
  • Terlempar ke dunia lain
  • Kesempatan kedua
  • Perjuangan Hidup

5 | Elaborasi Pemahaman

Kegiatan ini memberikan kesempatan peserta untuk mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekpresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun tulisan sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya.

Hal ini dapat dilakukan dengan tanya jawab kepada Narasumber yang terpercaya, seperti Mazmo.

6 | Koneksi Antarmateri

Pada alur belajar ini, peserta KBMN menuliskan kesimpulan di dalam resumenya masing-maisng.

Kesimpulan saya pada materi malam ini adalah segala sesuatu haruslah di mulai dari niat dan komitmen.

7 | Aksi Nyata

Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar peserta KBMN PGRI yang diupoad ke dalam Blog masing-masing peserta. Nah inilah hasil pembuatan resume saya malam ini.

Itulah tadi sekilas gambaran bagaimana cara membuat cerita fiksi. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ekspresikan diri dengan tulisan.


Tinggalkan jejak Anda dengan menulis di kolom komentar. Terima kasih.




Jumat, 27 Januari 2023

Menulis itu Semudah Ngemil Kacang

Judul                : Menulis itu Semudah Ngemil
Resume            : ke-9
Gelombang     : 28
Hari/ Tanggal : Jumat, 27 Januari 2023
Tema                : Menulis Itu Mudah
Narasumber   : Prof. Dr. Ngainun Naim
Moderator       : Lely Suryani, S.Pd., SD

 

Sumber: Dokumen Pribadi


Jumpa lagi dalam KBMN PGRI, kali ini KBMN akan memberikan materi mengenai mudahnya menulis. Materi malam ini dibuka dengan pengingat, bahwa penulis harus memiliki komitmen dan selalu konsisten dalam menulis. Dimana 2 hal tersebut harus dipegang teguh oleh penulis jika ingin ada perubahan positif pada dirinya.

Narasumber malam ini adalah Prof. Dr. Ngainun Naim. Beliau adalah seorang guru besar di UIN SATU Tulungagung, sosok teladan yang murah ilmu, begitulah salah satu artikel di kompasiana menyebutnya.

Beliau menjelaskan bahwa di pertemuan malam ini, beliau tidak akan menjelaskan mengenai menulis itu mudah atau sulit, tetapi ingin mengajak peserta agar bisa menulis, dan caranya hanya satu, dengan menulis.

Beliau melontarkan satu pertanyaan yang sering terpikirkan juga oleh penulis pemula, apa yang mau ditulis?

Prof. Dr. Ngainun Naim pun menyampaikan, bahwa ada beberapa kunci menulis yang mudah untuk dilakukan, yaitu:

1. Menulislah hal-hal yang sederhana, yang kita alami

Beliau pun menjelaskan, pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan.

2. Jangan menulis sambil dibaca lalu di edit

Hal tersebut akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Menulis itu ya menulis, begitu kata Prof. Dr. Ngainun Naim. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas, lanjut beliau.

Ketika sudah selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, maka tinggalkan dulu. Simpan dulu, jangan dibaca, cari suasana psikologis yang berbeda, istilah yang disampaiakan Prof. Dr. Ngainun Naim adalah diendapkan dulu. Baru dibaca kemudian dicermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambahkan. Beliau selalu membaca ulang tulisannya sebelum di publish, prinsip beliau sangat sederhana, yaitu meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita.

3. Menulis tentang perjalanan

Jenis tulisan ini mudah dibuat. Semua orang sering melakukan perjalanan, apa saja yang kita temui di perjalanan bisa kita jadikan sebuat tulisan. Contoh yang lain adalah ketika rekreasi/berwisata/piknik, kita dapat menuliskannya karena kita menjalaninya.

4. Menulis secara ngemil (Bahasa Prof. Dr. Ngainun Naim sungguh unik)

Maksudnya adalah menulis sedikit demi sedikit. Beliau nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Untuk blog atau Kompasiana, beliau menarget 3-5 paragraf, untuk artikel jurnal beliau menarget 1 paragraf.

Beliau menegaskan bahwa 4 hal tersebut mudah untuk dipraktikkan oleh peserta KBMN PGRI.

Luar Biasa, ternyata tidaklah sulit untuk menulis, hanya memulainya saja yang penuh dengan pemikiran dan perasaan negatif yang berlebihan. Jadi tepis semua pikiran dan perasaan yang tidak jelas itu, dan mulailah menulis, jangan takut salah, dan tetap ekspresikan diri dengan tulisan.

Jangan lupa tinggalkan jejak anda dengan menulis di kolom komentar. Terima kasih.

Rabu, 25 Januari 2023

Ini Komitmenku Mana Komitmenmu

 

Judul                : Ini Komitmenku Mana Komitmenmu
Resume            : ke-8
Gelombang     : 28
Hari/ Tanggal: Rabu, 25 Januari 2023
Tema                : Komitmen Menulis Di Blog
Narasumber   : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si
Moderator       : Sigid PN, SH

 

Sumber: Dokumen Pribadi

Selamat malam, berjumpa lagi malam ini di KBMN PGRI dengan tema Komitmen Menulis Blog. Yang berbeda malam ini adalah kami membuka kelas menulis hari ini dengan zoom, biasanya kami membaca tulisan narasumber di WA Group, kali ini bertatap muka secara online. Melihat wajah teman-teman yang hanya sempat di lihat pada profil WA :D


Sumber: Dokumen Pribadi

Malam ini kami memiliki Narasumber dengan berderet pengalaman yang sangat banyak. Narasumber kali ini adalah seorang Pendidik, Trainer, Nara Sumber bidang Pendidikan, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, HIV/AIDS, Kepemimpinan, Berbicara dimuka Umum, Teknologi Informasi, Menulis Kreatif/Creative Writing, Pendidikan Karakter, Komunikasi dan Teknologi Informasi - Komunikasi/TIK. Beliau adalah Drs. Dedi Dwitagama, M.Si.

Target beliau adalah menginspirasi peserta untuk jadi produktif berinternet.

Fokusnya tentang bagaimana kita konsisten menulis Blog.

Beliau mengatakan, dari 3,31 juta Guru, hanya sedikit yang disebut sebagai guru hebat. Kenapa? Karena mayoritas dari mereka tidak produktif, mayoritas suka melakukan hal secara minimalis hanya karena tidak mau berusaha lebih banyak dari orang lain.

Banyak nama guru tidak dikenal, hanya dilihat dari seragam, tetap tidak dikenal namanya. Banyak guru terlalu serius bekerja, sehingga tidak bisa melakukan hal lain kecuali bekerja yang itu-itu saja. Kalau kita terlalu serius, maka lupa untuk menngurus yang lain karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, sampai keluarga pun bisa ditinggalkan.

Salah satu ciri orang yang hebat adalah ia produktif, produktifnya seseorang dapat dilihat dari kerja kerasnya. Ketika kita produktif kita akan menjadi berani, karena kita memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan.

Salah satu cara untuk produktif adalah menulis di Blog. Apa yang kita temui di sekolah, di tempat kerja dapat kita dokumentasikan di dalam media Blog dalam bentuk foto maupun tulisan.

Sekarang pun banyak orang tidak lagi bekerja dengan kertas. Dokumentasi di lakukan dengan media social, atau cloud. Seorang dokter, professor, guru besar di masa lalu pun banyak yang tidak lagi dikenal, karena mereka tidak mengabadikan hidupnya, cara mengabadikan diri salah satunya dengan tulisan.

Ada pepatah:

"Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang"

Jadi, kalau kamu mati mau meninggalkan apa?

Salah satu cara untuk meninggalkan kenangan atau mengabadikan diri kita di dunia dengan menulis. 

Menulis dapat diawali dengan membuat outline, selesaikan tulisan yang sudah kita mulai, kemudian upload ke dalam blog, entah pendek entah Panjang tidak masalah, langkah berikutnya publish agar dibaca banyak orang. Jangan lupa ikut komunitas agar lebih termotivasi, dan banyak membaca untuk menambah referensi.

Mulailah hari-hari dengan bersyukur dan mendokumentasikan setiap momen dengan tulisan.

Jadi menurut saya, untuk berkomitmen khususnya dalam menulis, kita memang membutuhkan waktu untuk konsisten, tapi cintailah proses yang di lalui.

Tetap semangaaaat…jangan lupa ekspresikan diri dengan tulisan.

Dan tinggalkan jejak anda dengan komentar yaaa…

Senin, 23 Januari 2023

Free Writing untuk mengatasi Writer's Block

Judul               : Free Writing untuk mengatasi Writer's Block
Resume            : ke-7
Gelombang      : 28
Hari/ Tanggal : Senin, 23 Januari 2023
Tema                 : Mengatasi Writer’s Block
Narasumber    : Ditta Widya Utami, S.pd., Gr.
Moderator       : Rallyanti, S.Sos., M.Pd.
 

Sumber: Dokumen Pribadi

Selamat malam, ketemu lagi di KBMN PGRI. Kali ini di KBMN akan membahas mengenai cara mengatasi Writer’s Block. Materi malam ini dibuka oleh Om Jay dengan kalimat motivasi bahwa :

Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Namun sebaliknya di dalam kemudahan itu justru ada kesulitan. Kita sendirilah yang menciptakan kesulitan demi kesulitan sehingga hidup menjadi terasa sulit.
Semoga kalimat ini dapat membesarkan hati kita dalam melewati kesulitan dalam hidup kita.
Narasumber malam ini adalah Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Memiliki prestasi di bidang literasi, hingga menjadi guru berprestasi pada tahun 2021. Karyanya berupa buku sudah sangat banyak menghiasi dunia literasi di Indonesia.

Narasumber kita malam ini bercerita mengenai kegemarannya membaca dan menulis. Yang berawal dari buku Diary sampai akhirnya menjadi seorang penulis dengan karya yang sangat banyak. Narasumber juga mengutarakan bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi.

Saya pun pernah melakukannya kepada anak didik saya, yang saat itu mengalami perubahan sikap. Saya minta ia menulis beberapa kalimat apa yang ia rasakan saat itu, dan yang membuat saya kaget saat itu adalah, ia menuliskan 1 kata berulang-ulang, yaitu saya bingung, bingung, bingung, bingung....dst. Ternyata setelah melalui pendekatan berkali-kali, perubahan sikapnya terjadi karena ia merasa minder ketika belajar di jurusan teknik, setelah dipindahkan ke jurusan lain, ia mengalami kebingungan bagaimana harus beradaptasi ditengah-tengah semester. Akhirnya dengan bantuan teman-teman dan wali kelasnya yaitu saya, ia mulai bisa menyesuaikan diri di jurusan yang baru. He3x...bukan sombong, cuma mau mengkespresikan diri sedik dengan tulisan.

Oke kita Kembali ke materi kita malam ini dengan Narasumber kita yang selalu setia menemani. Narasumber malam ini menceritakan bagaimana hebatnya menulis dapat membawanya mencapai banyak prestasi. Disampaikan juga bahwa ada sebagaian dari kita yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tidak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Lalu apa kaitan antar cerita Narasumber dengan Writer’s Block.

Narasumber ingin kami menyamakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas. Ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb.

Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga istilah copywriter yang tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada juga istilah content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dan masih banyak lagi.

Narasumber menyampaikan fakta bahwa penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya.

Sumber: Dokumen Pribadi

Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman Narasumber, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa Narsumber katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya.

Penyebab WB antara lain:

1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis

Hal ini sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Narsumber mencontohkan, ketika ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi orang tersebut malah terserang WB.
Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga, yaitu stress dan lelah fisik/mental.

2. Stress

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.

3. Lelah Fisik/mental

Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.
Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk, dan akhitnya terserang WB. Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan Narasumber sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.
Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan maka bisa sekaligus mengatasi WB.

4. Terlalu Prefeksionis

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas. Jadi bagi siapa saja yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masih banyak kekhawatiran lainnya, dapat mencoba mengatasinya dengan menulis bebas.

Dari sini dilanjutkan dengan tanya jawab. Beberapa pesan yang dapat dirangkum dari hasil tanya jawab adalah:

  1. Ketika kita menulis, maka jangan banyak berpikir, just do it.
  2. Untuk memotivasi diri yang terpenting adalah ketika kita bicara/menulis mereka paham, dan ketika mereka bicara/menulis, kita juga paham. That's it.
  3. Ketika kita dihadapkan pada kesibukan, maka buat skala prioritas dan jadwal menulis. Cari dan kenali waktu emas dalam menulis (karena tiap orang bisa berbeda). Menulislah di waktu terbaik tersebut.
  4. Sedih memang ketika sudah menulis dengan kesungguhan hati namun masih sedikit yang membaca. Setiap penulis akan menemukan takdir pada para pembacanya, yakin, bahwa setiap tulisan yang kita buat akan tetap bermanfaat walau hanya untuk satu orang. Bukankah, satu tulisan yang bermanfaat atau menginspirasi bagi satu orang, akan lebih baik daripada tulisan yang dibaca banyak orang tapi mudah dilupakan.
  5. Narasumber mengajak untuk menulis dengan teknik free writing alias menulis bebas. Saat mandek, Narasumber mencontohkan untuk menulis seperti dibawah ini:"Sekarang ini saya sedang buntu menulis. Entah mengapa tiba-tiba mandek. Seperti sedang berlari sprint lantas menabrak tembok .... dst."Atau bisa juga:"Jujur, saat ini aku ragu. Ragu jika tulisanku ini seindah pelangi. Seharum mawar. Atau sebaik intan yang akan dipandang banyak orang. Banyak ketakutan yang muncul dalam benakku ... dst"Nah kan meski mandek, dengan teknik free writing (biarkan tangan menulis dan ide muncul belakangan, tak perlu bingung benar salah yang penting nulis).
  6. Trik dari Narasumber agar dapat menulis sesuatu yang bermutu, yaitu "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis. Contohnya kita senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka. Bila senang cerpen, mari perbanyak membaca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer. Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah, ya mesti mau membaca jurnal.
  7. Yang paling sulit saat menulis menurut Narasumber adalah percaya dengan tulisan sendiri. Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik. Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku-buku best seller pun ada edisi revisinya.
Sebagai penutup, Narasumber menuliskan sebuah pepatah yang mengatakan:

"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."

Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.

Super, sungguh sangat memotivasi sekali. Terima kasih kepada Narasumber malam ini.

Tetap ekspresikan diri dengan tulisan, selamat menulis....

Jumat, 20 Januari 2023

Membuat Buku Mayor Bersama Prof. Eko Indrajit

 

Judul                : Membuat Buku Mayor Bersama Prof. Eko Indrajit

Resume            : ke-6

Gelombang     : 28

Hari/ Tanggal: Jumat, 20 Januari 2023

Tema                : Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Narasumber   : Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A.

Moderator       : Aam Nurhasanah, S.Pd.

 

Sumber: Dokumen Pribadi

Malam ini KBMN PGRI memperkenalkan seorang sosok penggerak riset informatika dan teknologi yang aktif sebagai narasumber di berbagai seminar, lokakarya, serta penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri.

Beliau adalah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) atau Eko Indrajit, beliau akan menjadi Narasumber pada kelas menulis malam ini. Kita sebut saja beliau Prof. Eko. Alasan Prof. Eko senang menulis adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain., dan motivasi menulis lebih besar bagi Prof. Eko adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor HP-nya untuk mengucapkan terima kasih atas buku yang telah Ia buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hatiProf. Eko dan merasa bahwa hidupnya berguna untuk orang lain. Kali ini Prof. Eko ingin berbagi  pengalaman menjadi penulis dari buku mayor, yaitu karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional.

Pada awal materi, Prof. Eko sudah memberikan tantangan bagi peserta KBMN PGRI, yaitu membuat buku mayor dengan sebuah tema khusus yang di berikan oleh Prof. Eko.

Peserta begitu antusias menunggu tema apa yang akan diberikan oleh Prof. Eko.

Prof. Eko pun memberikan tips untuk peserta sambil menunggu berapa kira-kira jumlah peserta yang ingin mengikuti tantangan dari Prof. Eko, seperti:

  1. Kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN.
  2. Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya.
  3. Prof. Eko lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Berbeda dengan Prof. Eko, beliau lebih senang langsung EKSEKUSI di bawah bimbinganya, baru berdiskusi jika ada hambatan.
  4. Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.
  5. Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita pergunakan. Dan tidak ada aturan mengenai berapa banyak referensi yang kita pakai. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita.
  6. Agar tulisan berkualitas maka buatlah Isi atau konten yang menarik dan disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  7. Motivasi selalu dimulai dari mimpi.
  8. "Practice makes perfect". Latihan adalah kuncinya.

 Prof. Eko mengajak pada peserta untuk ikut bergabung dalam Workshop menulis, agar dapat mempraktekkan secara langsung. Tujuan Workshop menulis adalah agar guru-guru BISA MENULIS BUKU bukan sekedar TAHU CARANYA NULIS BUKU.

Karena sudah banyak teori, konsep, dan pengalaman dari penulis lain yang disampaikan ke peserta KBMN PGRI. Sehingga Prof. Eko tidak ingin membebani dengan teori-teori baru. Jadi Prof. Eko mengajak teman-teman yang BERMIMPI karyanya terpajang di toko buku untuk BERGABUNG dalam batch JANUARI BERSERI yang nanti akan menjadi workshop mingguan untuk membuat buku mayor.

Setelah melihat banyaknya peserta yang ingin dibimbing langsung oleh Prof. Eko dalam membuat buku Mayor. Prof. Eko pun melanjutkan tanya jawab kepada peserta KBMN PGRI.

Salah satu pertanyaan yang menarik adalah ketika seorang guru di seuah PAUD AlQuran menanyakan, kira-kira tulisan apa yang bisa ia tulis sehingga bisa menarik minat pembaca. Prof. Eko pun kemudian menjawab bahwa kita dapat mengetahuinya dengan menanyakan kepada orang-orang di sekitar kita, misalnya dengan pertanyaan: "kalau saya buat buku seperti ini, kira-kira kamu mau membelinya ndak ya?". Dari situ kita  akan tahu apakah orang tertarik dengan karya kita atau tidak.

Ada juga yang bertanya mengenai tidak adanya keahlian khusus yang ia miliki untuk dapat dituangkan dalam naskah buku mayor. Prof. Eko pun memberikan semangat kepada peserta bahwa yang penting adalah KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI dan KEMAMPUAN BERBAHASA. Konten yang kita buat bisa bebas. Hanya imajinasi kita yang membatasinya.

Kemudian Prof. Eko melontarkan pertanyaan terakhir yang kemudian dijawab antusis oleh peserta.

 “Teman-teman, bolehkah saya bertanya? Anda mengikuti serangkaian program KBMN PGRI 28 ini karena INGIN TAHU, INGIN BISA, atau INGIN SERTIFIKAT? Pilih salah satu ya... hehehe.....”

 

Jawaban saya apa ya?

Saya sangat INGIN BISA…MENULIS SEBUAH BUKU

Bagaimana dengan anda?

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, dan ekspresikan diri dengan tulisan...

Rabu, 18 Januari 2023

Yuk kita lanjut Ngeblog

Judul                : Yuk kita lanjut Ngeblog
Resume            : ke-5
Gelombang     : 28
Hari/ Tanggal: Rabu, 18 Januari 2023
Tema                : Blog sebagai media pembelajaran
Narasumber   : Dail Ma’ruf , M.Pd.
Moderator       : Purbaniasita KS, S.Pd.
 
Sumber: Dokumen Pribadi

Berjumpa lagi di blog Dee1stChannel, dengan saya Dyah Kusumaningrum yang kali ini akan membuat resume mengenai Blog sebagai Media Pembelajaran. Pada tulisan sebelumnya saya juga pernah menulis mengenai blog, untuk melengkapinya kali ini saya bertemu dengan narasumber yang handal. Tulisan saya mengenai blog sebelumnya dapat di baca pada link:

https://dee1stchannel.blogspot.com/2022/04/yuk-kita-buat-blog.html.

Sebelumnya saya perkenalkan terlebih dahulu, Narasumber malam ini adalah Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd.. Beliau adalah seorang guru di SD Islam Al Azhar 10 Serang. Beliau merupakan peserta KBMN gelombang 20 yang kemudian menjadi Tim Solid OmJay. Dari KBMN dan OmJay lah beliau mengenal cara pembuatan Blog.

Beliau memaparkan mengenai apakah itu blog lewat slidenya. Bahwa kata Blog berasal dari weblog yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998 oleh Jhon Barger. Berger memberi nama weblog untuk mengkhususkan istilah website yang bersifat pribadi dan disering diperbarui dari waktu ke waktu. Dengan kata lain blog adalah website yang bersifat personal, yang memuat opini personal dan hal-hal lain untuk mengatualisasikan diri dan mengabarakan pada komunitas global.

Blog sebenarnya dapat kita gunakan untuk hal positif dan bermanfaat, khususnya bagi guru atau pengajar, blog dapat diguanakn sebagai media pembelajaran yang efektif.

Menurut Narasumber, ada banyak sekali blogger yang terkenal di Indonesia, antara lain 5 orang blogger yang paling terkenal adalah Herman Yudiono, Raditya Dika, Sugeng Ryadi, Carolina Ratri dan Dani Rachmat.

Melajutkan materi dari Narasumber bahwa blog dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

  1. Blog Pendidikan, biasanya ditulis oleh pelajar atau guru
  2. Blog sastra, lebih dikenal sebagai litblog (Literary Blog) yang berisi masalah yang berkaitan dengan sunia sastra.
  3. Blog Pribadi disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang. Bisa berupa keluhan, puisi atau syair, gagasan dan perbincangan teman.
  4. Blog Bertopik, yaitu blog yang membahsa sesuatu masalah/topik tertentu, dan fokus pada bahasn tertentu.
  5. Blog Kesehatan, kebanyakan berisi mengenai keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-keterangan tentang kesehatan.
  6. Blog Politik, berisi tentang berita politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (seperti kampanye).
  7. Blog Perjalanan, fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan.
  8. Blog Riset, berisi tentang akademis seperti berita riset terbaru.
  9. Blog Hukum, berisi persoalan tentang hukum atau urusan hukum disebut juga denganbloglaw (Blog Laws)
  10. Blog Media, berfokus pada bahsan kebohongan atau ketidak konsintenan media massa, biasanya hanya untuk koran atau jaringan televisi.
  11. Blog Agama, membahas mengenai masalah yang terkait dengan agama.
  12. Blog Bisnis, digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka

Blog memiliki banyak manfaat bagi dunia pendidikan, hal ini juga pernah kita rasakan ketika terjadi pandemi Covid-19, dimana hampir semua pembelajaran dialihkan secara online, sehingga berbondong-bondong guru mulai memanfaatkan media pembelajaran daring, salah satunya adalah Blog. Minimal ada 5 manfaat blog menurut Narsaumber kita malam ini, yaitu:

  1. Blog sebagai rumah belajar dan berbagi guru Artinya, kreativitas dan kegemaran guru dapat disalurkan melalui blog, seperi kreativitas dalam menulis, maupun karya-karya lainnya.
  2. Blog dapat meringankan tugas dan beban guru dalam mengajar. Blog akan memudahkan guru karena segalanya dapat dimasukkan ke dalam blog. Misalnya materi pelajaran, tugas siswa, informasi nilai siswa, bahkan evaluasi/ujian untuk siswa.
  3. Blog dapat meningkatkan minta belajar pada siswa. Tampilan Blog yang menarik, bahasa yang santai dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar. Terbukti dari hasil penelitian seorang guru di SMA Negeri 2 Magelang yang bernama Sartono, nilai siswa meningkat menjadi 87% setelah menggunakan Blog sebagai media pembelajaran.
  4. Blog dapat diakses oleh sipapun di belahan dunia manapun. Karena disajikan secara online sehingga blog dapat dimana pun, kapan pun, oleh siapa pun.
  5. Blog dapat menjadi media silaturahmi.

Narasumber juga memaparkan dalam slidenya mengenai bukti-bukti akurat peningkatan prestasi siswa ketika menggunakan blog.

Sumber: Dokumen Pribadi

 

Bukti Pernyataan dari Mayor Nani juga memperkuat kelebihan dalam penggunaan Blog untuk Media Pembelajaran.

Sumber: Dokumen Pribadi

Blog dapat dibaca oleh siapa saja, tanpa harus memiliki akun. Tetapi sebagian Blog ada yang bisa diberikan komentar dan tidak, karena untuk pemberian komentar, masih ada beberapa blog yang mengharuskan pembaca memiliki akun untuk bisa meninggalkan komentar atau penilaian, tetapi ada juga yang tidak (seperti kompasiana, dan blogger).

Dari Blog kita dapat menghasilkan uang, seperti contohnya dari iklan yang disematkan oleh program kerjasama, seperti adsense di Blogger milik Google. Perhitungan monetisasi dari iklan bisa dengan sistem bayar per klik (kita dibayar ketika ada yang mengklikiklan), atau bayar bulanan untuk biaya penayangan iklan. Selain itu bisa juga dihitung dari viewer yang melihat blog kita per bulan. Untuk monetisasi ini saya sendiri pernah mengalaminya ketika menggunakan blogger, tetapi karena konten yang saya tampilkan tidak original, maka penanyangan iklan dihentikan, dan blog diblokir oleh google, itu juga disebabkan karena kurang pahamnya saya dengan istilah perawatan blog.

Next, kembali ke materi malam ini oleh Narasumber kita, dijabarkan oleh beliau mengenai cara memotivasi diri dalam pembuatan Blog, yaitu:

  1. Buatlah dengan sehebat dan semenarik mungkin
  2. Niatkan bahwa menulis itu ibadah semoga tulisan yang dibuat manfaat bagi pembaca
  3. Ikhlaskan apakah yang membaca dan komen banyak atau sedikait--- jangan berhenti
  4. Yakinlah bahwa dengan menulis setiap hari, maka tiap tahun akan bisa terbitkan  1 buku
  5. Siapa yang berbuat baik akan dapat kebaikan--- maka rajin kunjungi blog orang lain dan beri komentar
  6. Tips agar dikunjungi pembaca adalah buat isinya sesuai dengan musim, apa yang baru trend.
  7. Pede saja--- bahwa yang kadang menurut kita sepele--- bagi orang lain berharga
  8. Untuk bisa membuat dan merawat Blog agar cantik mempesona--- kepoin Blog terbaik di Indonesia --- amati tiru dan modifikasi -- cari tutorial cara kelola Blog agar mempesona
  9. Jika tulisan bagus, maka itu relatif-- tapi semakin sering menulis--apalagi setiap hari maka akan semakin bagus

Wow amazing, banyak sekali kata-kata motivasi dari beliau, semoga ini dapat menjadikan tekat kita semakin kuat untuk menulis di Blog.

Sampai disini resume hari ini, semoga menginspirasi, dan salam literasi.
Jangan lupa, ekspresikan diri dengan tulisan.


Ups jangan lupa komentar ya, tinggalkan jejak sebagai kenangan dan salam silaturahmi.

Senin, 16 Januari 2023

Strategi Membuat Karya Tulis Ilmiah Menjadi Buku

 

Judul                : Strategi Membuat Karya Tulis Ilmiah Menjadi Buku
Resume            : ke-4
Gelombang     : 28
Hari/ Tanggal: Senin, 16 Januari 2023
Tema                : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Narasumber   : Eko Daryono, S.Pd.
Moderator       : Nur Dwi Yanti, S.Pd.

 

Sumber: Dokumen Pribadi www.dee1stchannel.blogspot.com

Narasumber malam ini adalah Bapak Eko Daryono, S.Pd. yang bisa dipanggil Mr. Yons. Beliau adalah seorang ASN Fungsional dengan pangkat IV/a. Mr. Yons memiliki banyak prestasi baik sebagai motivator, pengajar, penulis, editor, narasumber, dan mentor penulisan buku, jurnal maupun karya ilmiah. Mr. Yons juga pernah menjadi juara 2 dalam pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten pada tahun 2009.

Moderator membuka acara malam ini dengan menuliskan motiavi dari John Maxwell, yang menggambarkan passion sebagai “the fuel of will”, dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”.  Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.

Menurut apa yang pernah saya baca, karya ilmiah merupakan tulisan yang dibuat untuk memecahkan masalah. Karya tulis ilmiah memiliki kaidah khusus dalam penulisannya. Kita tidak bisa menuliskan sembarang kalimat, atau menduplikasi kalimat tanpa melihat permasalahan dan cara pemecahan masalahnya.

Mr. Yons menyampaikan pengertian Karya tulis ilmiah (atau kita singkat saja KTI) yaitu tulisan hasil penelitian dan pengembangan dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 tahun 2014).

Nah betulkan, bahwa penulisan KTI tidak boleh sembarangan.

Menurut Mr. Yons KTI terdiri dari 2 macam, yaitu;

  • KTI Non Buku

ü  KTI Bidang Akademis untuk mendapatkan gelar seperti tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi

ü  KTI hasil penelitian, seperti PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal

ü  KTI berupa ulasan atau resensi

  •    KTI Buku

ü  Buku Bahan Ajar, seperti diktat, modul, buku ajar, buku referensi

ü  Buku Pengayaan,seperti monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan

ü  Buku kompilasi, seperti bunga rampai, prosiding

Mr. Yons pun  menyampaikan bahwa ternyata tidak semua KTI berupa buku, KTI dapat juga disebut sebagai laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas. Struktur penulisan KTI pun memiliki kaidah khusus, umumnya seperti  contoh dibawah ini:


Sumber: Mr.Yons

Mr. Yons melanjutkan penjabarannya mengenai KTI, bahwa laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku memiliki perbedaan:


Sumber: Mr.Yons

Mr. Yons pun melanjutkan bahwa secara sistematis, gaya penulisan KTI dengan penulisan buku memang berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematis KTI yang diubah menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab. Bahasa dalam buku sifatnya lebih luwes, lugas dan tidak mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti itu, teman sejawat, atau penulis.

Lalu bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku?

Yang pertama adalah Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan setting penelitian (baik tempat maupun waktu). Sedangkan judul buku hasil konversi harus seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif. Contoh buku konversi dari hasil penelitian Mr. Yons dapat kita lihat dibawah ini.



Sumber: Mr.Yons

Yang Kedua adalah Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI umumnya harus dituliskan secara sistematis sesuai kaidah yang berlaku. Pada saat laporan tersebut diubah menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya menjadi gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab yang membuat isi buku seolah terpisah-pisah.

Berikut dijelaskan oleh Mr. Yons bagaiamana kita dapat memodifikasi Bab pada laporan KTI.

  • Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, atau dapat diubah menjadi PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.

Mr Yons mencontohkan pada laporan yang ia ubah, PEDAHULUAN menjadi FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang isinya mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku.

Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.

  • Modifikasi Bab II

Pada Bab ini biasanya KTI berisi Landasn Teori, Hasil Penelitian, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Tindakan. Sub Bab ini dapat disederanakan dan dibuat menarik menjadi tema-tema yang sesuai dan relevan seperti mengenai motivasi belajar, menjabarkan tentanglandasn teori dan model pembelajaran yang digunakan.

  • Modifikasi Bab III

Menurut Mr. Yons Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan, yaitu dengan benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.

  • Modifikasi Bab IV

Mr Yons menjabarkan bahwa bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, contohnya adalah Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK.

Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

  • Modifikasi Bab V

Mr. Yons menjelaskan bahwa biasanya pada laporan hasil penelitian, bab V diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

  • Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Tidak berhenti disini saja, Mr. Yons masih membagikan ilmu dan pengalaman yang telah ia dapatkan dalam pembuatan buku dari KTI. Pokok bahsaan berikutnya yang Mr. Yons jabarkan adalah mengenai apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku, beberapa yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Keaslian laporan hasil penelitian, karena tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Berbeda dengan karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya.
  2. Menghindari kompilasi yang terlalu banyak, tuliskan saja pendapat para ahli yang mendukung subtansi isi, sisanya mengembangkan analisis dari sudut pandang penulis, jadi seakan-akan penulis sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca.
  3. Memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.
  4. Modifikasi bahasa buku.
  5. Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
  6. Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keaslian buku.
  7. Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk kenaikan pangkat sesuai Buku 4 PKB.

Setelah penjabaran materi dari Mr. Yons, kegiatan pun dilanjutkan dengan tanya jawab, beberapa peserta menanyakan lebih detail mengenai Bab pada KTI yang harus diubah dari bahasa penelitian menjadi bahasa buku.

Kalimat pamungkas yang disampaikan Mr. Yons adalah:

Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita.

Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku adalah : “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu

Nah sampai disini resume malam ini. Jangan lupa terus Ekspsresikan diri dengan tulisan. Maju terus pantang mundur.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komentar ya. Terima kasih.